CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Thursday, November 1, 2012

PENGGUNAAN PUPUK BUATAN DAN KEANEKARAGAMAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Revolusi hijau melahirkan varietas berdaya hasil tinggi yang responsif terhadap pemupukan. Selanjutnya pupuk terutama  urea  menjadi  komponen  utama  sarana  produksi untuk  mencapai  produktivitas  yang  tinggi.  Petani  mulai tergantung pada pupuk  anorganik dan mempunyai kecenderungan memberikan pupuk dengan dosis yang melebihi rekomendasi.
            Penggunaan pupuk anorganik terus menerus tanpa disertai    aplikasi            pupuk organik dapat   menyebabkan ketidakberimbangan unsur hara dalam tanah, rendahnya efisiensi   pemupukan,   rusaknya   struktur   tanah,   dan rendahnya mikrobiologi tanah. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik   secara   terus   menerus   dapat   merusak   tanah sehingga perlu diimbangi dengan pemberian pupuk kandang. Penggunaan pupuk  cair  dapat digunakan untuk  mengatasi ketidakberimbangan unsur hara tanah sehingga tanah memperoleh hara yang cukup dan berimbang.

Selama ini petani belum mengaplikasikan dosis pemupukan yang tepat disebabkan karena kekurang tahuan petani  akan  jenis  pupuk  dan  kegunaan  pupuk,  kesalahan dosis   atau   salah   menghitung   kebutuhan   pupuk   serta kesalahan prosedur penggunaan (Marsono dan Sigit, 2001).
Penggunaan pupuk organik pada budidaya padi sawah bertujuan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme menguntungkan dalam tanah, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kualitas dan kuantitas produksi tanaman padi secara berkelanjutan. Sebagai sesuatu yang baru, penggunaan pupuk organik belum tepat penerapannya. Oleh karena itu pemerintah harus memotivasi petani untuk menggunakan pupuk organik dalam menanggulanggi kelangkaan pupuk dalam negeri.

BAB II
ISI
A.    DEFINISI PUPUK BUATAN (ANORGANIK)
Menurut PP No. 8 tahun 2001 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman tentang Pupuk Budi Daya Tanaman, definisi pupuk  adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis, dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk.

B.     PENGGOLONGAN PUPUK BUATAN (ANORGANIK)
Pupuk anorganik dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1.      Berdasarkan unsur haranya
Pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara saja, misalnya : Pupuk urea hanya mengandung N, ZK hanya mengandung K, dan TSP hanya mengandung P.
Pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara, misalnya : Pupuk DAP yang mengandung N dan P, Pupuk Phonska, Rustica Yellow mengandung N, P dan K.
2.      Berdasarkan kandungan unsur haranya (tinggi, sedang dan rendah)
3.      Berdasarkan kelarutannya (larut dalam air, larut dalam asam atau larut dalam asam keras)
4.      Berdasarkan reaksi kimianya
a.       Asam (urea, ZA)
b.      Netral (kapur amonium yang dicampur dengan kapur gamping)
c.       Basa (NaNO3)


C.     JENIS-JENIS PUPUK BUATAN
1.      Amonium sulfat (NH4)2 SO4) atau Zwavelzure Amoniak (ZA)
Pada masa awalnya, pupuk ZA banyak digunakan untuk pertanian dengan kandungan N 20-21 %, berbentuk kristal putih, abu-abu, biru keabu-abuan, atau agak kuning, bersifat larut dalam air dan kurang higroskopis. Di dalam pupuk ini terurai menjadi amonium dan ion sulfat. Untuk menetralkan keasaman tanah karena 100 kg ZA diperlukan 110 kg CaCO3
2.      Urea atau CO(NH2)2
            Kadar N nya 45-46 %, bersifat higroskopis (mudah menyerap air), berbentuk kristal, berwarna putih, reaksi dalam tanah asam lemah. Urea mengandung lebih banyak nitrogen daripada natrium nitrat dan akan mengalahi hidrolisa dalam tanah menghasilkan amonium karbonat. Pengaruh dari sisa urea ini akan menurunkan pH. Equivalent acidity dari urea adalah 80, artinya untuk menetralkan keasaman tanah karena 100 kg urea, maka diperlukan 80 kg CaCO3.
3.      Amonium nitrat atau NH4 NO 3
            Dengan kadar N 35 %, dalam tanah terurai dan tersedia bagi tanaman dalam bentuk nitrat dan amoniak. Karena ketersediannya sebagai Nitrat secara langsung bagi tanaman, maka pupuk ini sangat mudah diserap tanaman. Sifat dari pupuk ini adalah higroskopis, degan reaksi dalam tanah hampir netral. Pupuk jenis ini mudah meledak.
4.      Kalsium Amonium Nitrat N(CaCO3)
         Dengan kadar N 20.5% dan 30% CaCO3 merupakan campuran Amonium Nitrat dengan bubuk tanah liat (kapur mergel) sehingga tidak lagi mudah meledak.
5.      Amonium Sulfat Nitrat atau 2NH4NO3(NH4)2SO4
            Bersifat higroskopis, reaksi dalam tanah dua kali lebih asam dari urea. Nilainya sebagai pupuk hampir sama dengan ZA, tetapi kadar N nya lebih tinggi serta mudah diserap tanaman karena 0,25 bagiannya terurai menjadi nitrat. Nilai equivalent acidity nya 93.

6.      Chilisalpeter atau NaNO3
         Kadar N kurang dari 16% tetapi mengandung beberapa unsur hara mikro, sangat higroskopis, mudah tercuci karena sangat mudah larut dalam air, bersifat agak alkalis sehingga bisa menetralkan tanah. Setiap 29 Kg NaNO3 setara dengan 100 Kg kapur.
7.      Kalsium Cyanamida atau CaCN2
         Kadar N 21% dan Ca 55-65%, berbahaya bagi kulit dan pernafasan, nilai pupuk mudah berkurang dalam penyimpanan karena terbentuk dicyanamida. Berfungsi untuk menetralkan tanah.63 Kg pupuk ini setara dengan 100% kapur.

D.    DAMPAK PUPUK BUATAN BAGI LINGKUNGAN
     Penggunaan pupuk buatan bagi lingkungan sering digunakan masyarakat untuk memulai kegiatan pada  masa penanaman maupun pasca panen tanaman. Dalam hal ini dampak pupuk buatan bagi lingkungan bukan hanya bersifat negatif melainkan ada dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan ini.
Dampak-dampak yang ditimbulkan antara lain:
1.      Dampak negatif
Penggunaan pupuk anorganik juga dapat menimbulkan efek negatif bagi tanaman yang sebenarnya justru dapat merusak lingkungan, terutama pada tanah.
a.       Penyebab tanah menjadi masam, netral, atau basa tergantung pada reaksi antara pupuk kimia dan tanah, contohnya pupuk urea dan ZA. Sangat tidak dianjurkan menggunakan pupuk yang memberikan reaksi asam pada tanah yang sudah asam. Banyak petani yang tidak memperhatikan hal ini, karena kebiasaan keterbatasan pengetahuan dan tidak adanya pilihan lain yang lebih baik, contohnya seperti : Penggunaan pupuk urea akan menurunkan pH tanah, artinya tanah yang diberi pupuk urea terus menerus akan menjadi asam, padahal pH tanah menentukan penyerapan unsur hara tanah oleh tanaman. Dan akibatnya, pH tanah terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka dipastikan penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi tidak optimal dan kebutuhan tanaman akan kelengkapan unsur hara terganggu.
b.      Penggunaan pupuk anorganik atau pupuk kimia dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan mengakibatkan pencemaran lingkungan, dan jika hal ini terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan.
c.       Pupuk anorganik yang masih tersisa pada tanah (residu) dapat mencemari lingkungan, sehingga akan berakibat buruk pada seluruh organisme yang ada di lingkungan sekitarnya, misalnya pada ekosistem sawah. Petani menggunakan anorganik pada sawahnya. Kandungan pupuk anorganik tersebut larut pada air sawah, air tanah yang telah terkontaminasi pupuk anorganik tersebut akan mengalir ke saluran irigasi sawah. Hal tersebut menyebabkan air pada saluran irigasi tersebut ikut terkontaminasi oleh pupuk anorganik yang kemudian akan berdampak pada organisme yang ada di saluran air tersebut.
d.      Bahan kimia yang terkandung didalam pupuk anorganik dapat membahayakan tubuh.
e.       Tanah tidak terjaga keasliannya.
f.       Zat yang terkandung dalam sayuran tercampur dengan bahan kimia dari pupuk anorganik.
g.      Harga tidak begitu terjangkau.

            Dampak negatif yang diakibatkan oleh pupuk anorganik ini akan berkurang jika penggunaan pupuknya seimbang. Residu sulfat dan karbonat karena pupuk bereaksi dengan unsur kalsium tanah. Pemupukan nitrogen yang berlebihan akan menyebabkan kandungan nitrat dalam air tanah juga meningkat, dan hal ini merupakan faktor utama penyebab polusi dan degradasi lingkungan. Kemudian, kandungan nitrat dan fosfat yang tinggi di sungai, danau, dan lautan menyebabkan pertumbuhan alga sangat pesat sehingga menghilangkan oksigen dalam air. Peristiwa ini disebut Booming Algae.
            Penelitian terakhir menunjukkan bahwa penggunaan pupuk nitrogen dapat merangsang deprivasi (kekurangan) oksigen dan menyebabkan tanah menghasilkan metan dan nitrat oksida yang berlebihan. Konsentrasi gas metan tersebut mencapai 20 % menyebabkan pemanasan global, walau kita tahu bahwa gas ini juga banyak dihasilkan oleh aktifitas.

BAB III
PENUTUP


A.            KESIMPULAN
Penggunaan pupuk anorganik terlalu sering justru malah akan membuat tanah menjadi masam. Pada penggunaan jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan mengakibatkan pencemaran lingkungan, dan jika hal ini terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan.
Jadi, penggunaan pupuk anorganik sebenarnya tidak terlalu baik efeknya pada tanaman, karena lebih banyak efek negatifnya daripada efek positifnya.

B.            SARAN

Pemberian pupuk anorganik perlu ditambah dengan pemberian pupuk organik untuk meningkatkan hasil padi sawah.   Berdasarkan   kesimpulan   di   atas,   dosis   yang sebaiknya diberikan yaitu satu dosis pupuk organik dan satu dosis pupuk anorganik. Aplikasi pupuk cair pada 1 dosis pupuk yang direkomendasikan terlihat belum dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman padi sehingga jika dilakukan penelitian lebih lanjut maka perlu digunakan beberapa dosis sehingga dapat diketahui dosis pupuk yang tepat untuk meningkatkan hasil padi.

DAFTAR PUSTAKA

2.      Isnaini, M. 2006. Pertanian Organik untuk Keuntungan Ekonomi & Kelestarian Bumi.  Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta.
3.      Mulyadi. 1996. Kanker: Karsinogen, Karsinogenesis dan Anti Kanker. Yogyakarta: Tiara Wacana
4.      Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Yogyakarta: Agromedia Pustaka.

No comments:

Post a Comment